Selasa, 23 Desember 2008

Aneka Permainan Pramuka

Aneka permainan ini sebagai modal kakak pembina untuk melatih dan membina peserta didik dalam kegiatan pramuka yang lebih kreatif dan inovatif.selamat mencoba...

1. Dalam Kolam
Peralatan : Sebatang kapur
Jumlah pemain : bebas
Waktu : biasanya 10-15 menit
Tujuan : - Melatih kecepatan/refleks
- Sebagai unsure hiburan

selengkapnya baca....

Senin, 22 Desember 2008

PRESIDEN & WAPRES RI

PRESIDEN REP. INDONESIA
Soekarno^ (1945-1966)
Soeharto, (1966-1998)
Habibie,BJ, (1998-1999)
Abdurahman Wahid, (1999-2001)
Megawati Sukarnoputri, (2001-2004)
Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2009)


baca selengkapnya

Minggu, 21 Desember 2008

Membangun karakter anak

Persaingan tahun 2021! Itu yang menjadi beban banyak orang tua masa kini. Saat itu, anak-anak masa kini akan menghadapi persaingan dengan rekan-rekannya dari berbagai negara di dunia.

`’Tuntutan kualitas sumber daya manusia tahun 2021 membutuhkan good character,'’ kata Dr Ratna Megawangi dalam seminar setengah hari Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini, Seberapa Penting? di Jakarta, 3 Mei lalu.

Adalah orang-orang yang senang belajar, terampil menyelesaikan masalah, komunikator yang efektif, berani mengambil risiko, punya integritas -jujur, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan, dan penuh perhatian, toleransi, dan luwes yang bisa bersaing kelak. Itu adalah karakter yang bagus. Betapa tidak. Banyak orang yang pintar dan berpengetahuan.

`’Karakter adalah kunci keberhasilan individu,'’ tambah Ratna. Ia lantas mengutip sebuah hasil penelitian di AS bahwa 90 persen kasus pemecatan disebabkan oleh perilaku buruk seperti tidak bertanggung jawab, tidak jujur, dan hubungan interpersonal yang buruk. Didukung pula penelitian lain yang menunjukkan bahwa 80 persen keberhasilan seseorang di masyarakat ditentukan oleh emotional quotient.

Bagaimana mendidik karakter anak?
Menurut Ratna Megawangi, menciptakan lingkungan yang kondusif. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak ang dilahirkan suci dapat berkembang secara optimal. Untuk itu, pendiri sekaligus direktur eksekutif Indonesia Heritage Foundation ini melihat peran keluarga, sekolah, dan komunitas amat menentukan.

Membentuk karakter
Membentuk karakter, kata Ratna Megawangi, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Anak-anak, jelas ketua bagian Tumbuh Kembang Anak, Fakultas Ekologi Manusia, IPB, ini, akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula. Dengan begitu, fitrah setiap anak yang dilahirkan suci bisa berkembang optimal. Untuk itu, ia melihat tiga pihak yang mempunyai peran penting. Yakni, keluarga, sekolah, dan komunitas.

Dalam pembentukan karakter, jelas Ratna, ada tiga hal yang berlangsung secara terintegrasi. Pertama, anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil, mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kemudian, mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk. Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya, anak tak mau berbohong. `’Karena tahu berbohong itu buruk, ia tidak mau melakukannya karena mencintai kebajikan,'’ kata Ratna, mencontohkan.

Ketiga, anak mampu melakukan kebajikan, dan terbiasa melakukannya. Lewat proses itu, Ratna menyebut sembilan pilar karakter yang penting ditanamkan pada anak. Ia memulainya dari cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya; tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian; kejujuran; hormat dan santun; kasi sayang, kepedulian, dan kerja sama; percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati; toleransi, cinta damai, dan persatuan. Karakter baik ini harus dipelihara. Lalu, bagaimana menanamkan karakter pada anak? Mengutip hasil riset otak mutakhir, Ratna menyebut usia di bawah tujuh tahun merupakan masa terpenting. `’Salah didik memengaruhi saat ia dewasa,'’ katanya.

Mana yang disimpan?
Pendidikan karakter seharusnya dimulai saat anak masih balita. Praktisi pendidikan Edy Wiyono, pada acara yang sama, menggambarkan betapa balita masih kosong pengalaman. `’Jika ia melihat sesuatu langsung dimasukkan tanpa dipilih-pilih,'’ katanya. Itu bisa terjadi karena dalam benak balita belum ada ‘program’ penyaring.

Nah, materi yang pertama masuk pada otak anak akan berfungsi sebagai penyaring. Karena itu, Edy mengingatkan orang tua agar waspada. Sebab, jika terlambat mengisi pengalaman pada anaknya, maka bisa lebih dulu diisi pihak lain. ‘’Orang tua yang jarang berinteraksi dengan anak pada usia ini, berhati-hatilah,'’ katanya.

Anak tak hanya merekam materi yang masuk. Tapi juga yang lebih dipercaya, yang lebih menyenangkan, dan yang berlangsung terus-menerus. Saat anak sudah memasuki dunia sekolah, anak biasanya lebih percaya pada guru. Bila demikian adanya, Edy mengingatkan hal itu sebagai pertanda orang tua untuk mengevaluasi diri. `’Kita harus meningkatkan kemampuan kita untuk lebih dipercaya.'’

Bagi orang tua bekerja, Edy juga mengingatkan agar selalu menyediakan waktu bagi anak-anaknya. ‘’Hati-hati, agar jangan sampai tv menggantikan peran orang tua bagi sang anak,'’ ujarnya.
Bekerja maupun tidak, menurut Edy, orang tua harus berupaya menjadikan dirinya role model untuk membangun kepercayaan anak. Selain itu, mengupayakan komunikasi dengan anak secara menyenangkan, tidak hanya memerintah-merintah, mengkritik, dan membentak-bentak. ‘’Anak dirancang Tuhan tidak untuk dibentak-bentak,'’ ujar Edy,'’Karena sesungguhnya pendengaran anak itu amat tajam.'’

Untuk mendampingi sang anak yang tengah dalam pertumbuhan, praktisi multiple intelligences and holistic learning ini menyarankan para orang tua agar berupaya menjadi ‘konsultan pribadi’ mereka. Bagaimana caranya? Yang paling utama, Edy menyarankan kebiasaan yang dilakukan para orang tua. ‘’Stop menghakimi anak dan stop mengungkit-ungkit,'’ katanya. Ia juga mengingatkan agar tidak menggunakan amarah. Sebab, marah tidak pernah menyelesaikan masalah dengan baik. Tidak juga membanding-bandingkan anak.

Dalam berkomunikasi, orang tua hendaknya menjadi pendengar yang baik, tidak menyela pembicaraan, mengganti pernyataan dengan pertanyaan, berempati terhadap anak dan masalahnya, tidak berkomentar sebelum diminta. Kalaupun berkomentar, saran Edy, gunakan komentar yang menyenangkan. Yakni, misalnya, dengan metode ‘’rasa-rasa …'’, ‘’dulu pernah …'’.

Satu hal yang tak boleh dilupakan, kata Edy, orang tua jangan pernah membuat keputusan untuk anak. ‘’Biarkan anak yang memilih,'’ katanya. Dan, selama pertumbuhan anak, Edy menyarankan para orang tua untuk selalu membangun kedekatan dan biasakan berdialog. ‘’Agar anak terbiasa untuk meminta pertimbangan dan nasihat dari Anda.'’
Melewati Fase Kritis Anak

Ada enam fase kritis, menurut praktisi pendidikan Edy Wiyono, yang dilalui anak hingga menjadi dewasa. Orang tua dan guru hendaknya memahaminya sebagai suatu yang normal. ‘’Bahwa anak sudah pada fasenya,'’ kata narasumber Smart Parenting di Smart FM 95,9 ini. Edy memberi bantuan pada para orang tua untuk menandai dan menyikapi fase-fase pertumbuhan anaknya mulai dari balita, usia TK, usia SD, usia SMP, usia SMA, hingga usia kuliah. Satu hal yang penting tak boleh dilepaskan dalam masing-masing fase itu, Edy menyarankan, ‘’Gunakan pujian untuk perilaku, atau perubahan perilaku yang baik. Berikut lima dari enam fase yang disampaikannya beberapa waktu lalu:

Usia balita
Ciri-ciri: merasa selalu benar, memaksakan kehendak, tidak mau berbagi. Peran orang tua:- Berikan kesempatan anak beberapa detik untuk berkuasa. - Berikan kesempatan beberapa detik untuk memiliki secara penuh.- Perkenalkan pada arti boleh dan tidak boleh dengan menggunakan ekspresi wajah.- Konsisten dan jangan menggunakan kekerasan baik suara maupun fisik.

Usia TK
Ciri-ciri: konflik adaptatif, imitatif, berbagi, dan mau mengalah. Ketiga sifat terakhir ini karena anak ingin diterima dalam kelompok.Peran orang tua:- Beri kesempatan untuk memerhatikan, mencoba, dan bekerja sama. - Perhatikan dan luruskan perilaku imitatif yang cenderung negatif. - Dukunglah anak untuk bisa berbagi dan mengalah.

Usia SD
Ciri-ciri: anak ingin mendapat pengakuan diri. Karena itu, ciri-ciri utamanya punya pendapat berbeda, penampilan berbeda, gaya bicara berbeda, dan hobinya pun berbeda.Peran orang tua:- Menghargai pendapatnya dan jangan menyalahkan.- Ajaklah dialog logika dan pengalaman. - Pujilah hal-hal yang baik dari penampilannya, bantulah dengan kalimat positif untuk bisa tampil lebih baik lagi. - Jangan langsung menyela gaya bicaranya, bangun ketertarikan dan bantulah dia untuk bisa lebih punya gaya bicara yang menarik.

Usia SMP
Ciri-ciri: anak memasuki persaingan. Karena itu anak mengalami konflik antarpersonal, konflik antarkelompok, dan konflik sosial. Peran orang tua:- Meningkatkan proses kedekatan dengan anak melalui dialog dan berbagai cara.- Jadilah pendengar yang baik dan buka menjadi hakim.- Jangan pernah menyela pembicaraan dan cerianya. - Jangan beri komentar atau nasihat sebelum tiba waktunya.

Wallahu’alam.
dikutip dari www.beranda.blogsome.com

Bagaimana Cara Senang Belajar Matematika

Apakah matematika itu momok bagi anak ? rata-rata mereka menjawab ya.
Berkut kami sampaikan tips mengajak anak belajar matematika yang menyenangkan.
1. AJAK MEMBACA BUKU MENGENAI MATEMATIKAIni bisa buku tentang ahli matematika, atau buku bergambar yang mengenalkan konsep matematika. Saya menyarankan membaca buku bergambar, terutama untuk anak kecil, karena mereka suka buku bergambar dan tidak akan menyadari bahwa mereka sedang belajar matematika.
2. BERMAINLAHBanyak permainan yang melibatkan matematika jadi bermainlah dengan anak anda. Berikut beberapa permainan yang dapat membantu anda mengajarkan matematika pada anak anda :-. Kartu DominoAnak akan mengenal pola (dan angka juga).-. Ular tanggaPermainan apa saja yang menggunakan dadu dapat mengajarkan anak tentang angka.
3. GUNAKANLAH MATEMATIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.
a. Di dapurBiarkan anak membantu mengatur meja. Tanyakan padanya berapa orang yang akan datang dan berapa jumlah piring, gelas, sendok dan garpu yang dibutuhkan.
b. Mencuci bajuPisahkan baju yang berwarna dari yang putih. Biarkan anak memisahkan bajunya sendiri, putih dan berwarna, kaos dan celana. Atau suruh mereka mencari pasangan kaos kaki setelah selesai mencuci.
c. MemasakAnak-anak sangat suka bila anda membolehkan mereka ikut membantu memasak, terutama memasak kue kesukaan mereka. Biarkan mereka menimbang bahan-bahan, berapa gram gula, berapa sendok garam. Hitung telurnya. Potong kuenya menjadi 6 atau 8, atau sebanyak orang yang akan memakannya. Potong kue keringnya menjadi lingkaran, segitiga, bujur sangkar, dll.
d. BelanjaPada saat anda membandingkan harga di toko, jangan lakukan dalam hati, biarkan anak anda mendengarnya. Ini akan mengenalkan mereka konsep murah dan mahal, lebih dan kurang. Ketika sedang antri, tunjukkan mereka cara menghitung orang yang sedang antri dan mengira-ngira berapa lama sebelum tiba giliran anda.
e. Di bis/mobilSeberapa jauh lagi kita dari rumah ? Berapa banyak halte bis yang sudah kita lewati, berapa banyak lagi yang harus dilewati ? Berapa banyak mobil merah yang kita lihat ?Nah ini semua sebagai langkah praktis dan menyenangkan sehingga anak benar-benar menikmati pelajaran ini dengan baik. selamat belajar ya....

SD ISLAM SABILILLAH MALANG RAIH JUARA THE BEST VISUAL AND THE BEST THREE OCEAN 2008

Pada Festival Kids Witness News (KWN) 2008 tingkat Asean, yaitu festival pembuatan film tentang lingkungan hidup yang digelar oleh Panasonic di Sabah, Malaysia pada tanggal 2-5 Desember 2008, Tim dari kota Malang benar-benar membuktikan kemampuannya untuk bersaing ditingkat Asean. Tim kota Malang diwakili oleh SD Islam Sabilillah Malang meraih juara The Best Visual dan The Best Three Ocean 2008 pada festival tersebut. Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan kemenangan ini, kata Pak Masykur, S. Pd (Pemeran si “Bapak” dalam film tersebut) kami merasa bangga, karena karya kami bersama anak-anak benar-benar bisa bersaing di dunia internasional dan ini sebagai penghargaan tertinggi atas jerih payah, suka dan duka selama pembuatan film. Terima kasih semuanya ini adalah kemenangan bersama kemenangan SD Islam Sabilillah Malang, imbuh Pak Masykur.Seperti apa yah…! Filmnya ? Tidak lain adalah menceritakan tentang asal-usul pembuatan topeng malangan yang pembuatannya dengan menebang pohon. Nah ini berarti telah merusak lingkungan, maka anaknya (anak si pembuat topeng, maksudnya) menganggap bapaknya telah melakukan perbuatan yang merugikan yaitu menebang pohon secara sembarangan demi membuat topeng. Akhirnya ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… paling asyik lihat filmnya saja. OK !